Artikel

Operasi Plastik, Rekontruksi dan Estetika

2019-08-05  81


Operasi Plastik, amankah untuk Organ Reproduksi?

Tren Baru: mengembalikan penampilan fisik dengan bedah plastik, Amankah jika kelak hamil dan menyusui lagi?

Seorang artis kondang buka rahasia tentang penampilannya yang tetap cling, meski ia sudah jadi ibu beberapa anak. Sang diva mengaku menjalani bedah plastik. Oh, apanya yang dioperasi?

Organ tubuh yang kerap ‘dibenahi’ adalah payudara dan daerah seputar perut. Padahal di dalam wilayah tersebut terdapat sistem reproduksi wanita.

Rekontruksi dan estetika


Sebenarnya apa sih, bedah plastik itu? Bedah plastik adalah tindakan operasi atau pembedahan yang bertujuan memperbaiki fungsi dan estetika bagian tubuh. Kata plastik dalam istilah ini berasal dari bahasa Yunani plastikos yang berarti membentuk. Jadi, sama sekali tidak ada hubungannya dengan istilah plastik yang kita kenal secara umum.

Nah, menurut dr. Elida Sari Siburian, SpBP, dokter spesialis bedah plastik dari RS Fatmawati, Jakarta, “Bedah plastik ini terbagi menjadi dua jenis, yakni bedah plastik rekonstruksi dan bedah plastik estetika. Seorang dokter ahli bedah plastik, mengerjakan keduanya.”

Elida memberi contoh, “Pada seorang wanita yang telah melakukan operasi pengangkatan tumor pada payudaranya, dokter bedah plastik dapat membantu mengembalikan bentuk payudara seperti semula melalui bedah plastik rekonstruksi.”

Bagaimana dengan bedah plastik estetika? “Salah satu contohnya adalah yang banyak dibicarakan sekarang, yaitu liposuction atau sedot lemak dan tummy tuck, yaitu tindakan membentuk perut serta menarik otot-otot perut. Liposuction sendiri bertujuan untuk pembentukan atau shaping. Jadi, jangan berharap setelah melakukan ini, tubuh akan menjadi kurus atau langsing. Begitu juga dengan tummy tuck. Sebab, lemak yang diambil adalah yang terletak di bawah lapisan kulit, sehingga tidak bertujuan mengecilkan bagian dalam perut,” jelas dokter yang mengambil spesialisasi bedah plastik di FKUI pada tahun 1999 ini.

Itu sebabnya, dr. Elida mengingatkan, bila Anda baru saja melahirkan dan kebetulan tubuh jadi sangat melar, hendaknya tidak segera melakukan pengembalian bentuk tubuh, baik dengan liposuction maupun tummy tuck. Tunggulah sampai lewat dari 3 bulan setelah melahirkan.

Alasannya, masih menurut dr. Elida, “Pertama, secara medis, kedudukan atau posisi rahim pada ibu yang baru melahirkan masih tinggi, belum kembali ke posisi normal. Kedua, kadar hormon di dalam tubuh si ibu belum stabil. Dan ketiga, ibu yang baru melahirkan biasanya masih dalam proses mengalami gangguan aliran darah balik dari kaki, karena rahimnya yang membesar selama masa kehamilan. Juga, kondisi jaringan tubuhnya belum membaik seperti sediakala, sehingga kalau dilakukan upaya pengembalian bentuk tubuh, hasilnya akan tidak optimal.”

Anisa Bahar (27 tahun), penyanyi yang baru melahirkan Shakty Fany Pratama (1 tahun), adalah salah seorang yang melakukan upaya pembenahan penampilan dengan mematuhi aturan main dari dokter. “Saya melakukan liposuction 4 bulan setelah melahirkan. Ini berdasarkan saran dokter kandungan saya. Katanya, paling cepat baru boleh dilakukan setelah 3 bulan.”

Sementara Aisyah (bukan nama sebenarnya) yang merasakan adanya lemak menggelambir di beberapa bagian tubuhnya setelah punya 5 anak, memutuskan untuk melakukan liposuction dan tummy tuck kurang-lebih setahun yang lalu, setelah anak terkecilnya berusia 7 tahun.

Masih seputar bedah plastik, dr. Budi Imam Santoso, SpOG(K) yang menjabat sebagai Kepala Divisi Uroginekologi, Departemen Obstetrik dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, menambahkan, “Bagi mereka yang mengalami kerusakan fungsi otot dasar panggul akibat persalinan alami, juga dapat dilakukan tindakan pembenahan dengan bedah plastik, untuk tujuan rekonstruksi dan estetika.”

Hamil dan menyusui lagi

Alasan kuat yang mendorong seorang wanita mau ‘bersakit-sakit’ melakukan operasi plastik, tak bisa dipungkiri, kebanyakan memang untuk memperbaiki penampilan. Anisa Bahar tidak menutup-nutupi akan hal itu. “Setelah melahirkan, berat badan saya naik sampai 35 kg! Mengerikan! Saya sampai tidak berani tampil di panggung. Saya tidak percaya diri setiap kali melihat bentuk badan saya sendiri! Malu banget rasanya….“

Aisyah punya alasan sedikit berbeda. “Motivasi saya melakukan liposuction dan tummy tuck untuk masalah penampilan dan kesehatan. Kalau terlalu banyak lemak di dalam tubuh saya, pasti risiko terserang berbagai jenis penyakit juga lebih besar. Apalagi dalam keluarga saya ada riwayat penyakit diabetes.”

Dari kasus-kasus yang pernah ditanganinya, dr. Elida yang memiliki sertifikat nasional dan internasional untuk melakukan bedah plastik ini menuturkan fenomena yang berkembang di tengah masyarakat, “Memang, wanita sekarang, apalagi mereka yang bekerja, secara estetika membutuhkan pakaian yang nyaman, praktis, dan membuatnya percaya diri terhadap penampilannya, sesuai profesi masing-masing. Tak heran, kalau setelah melahirkan, ada yang ingin cepat-cepat memperbaiki kembali bentuk tubuhnya agar bisa berpenampilan seperti sebelum hamil. Bukan hanya bentuk perutnya tapi juga ukuran payudaranya.”

Sementara itu, dr. Budi melihat adanya alasan lain bagi seorang wanita untuk melakukan bedah plastik. “Lebih dari 90% kasus kerusakan otot dasar panggul, terjadi akibat proses persalinan alami. Keadaan ini dapat mengakibatkan gangguan berupa ketidakmampuan menahan buang air kecil dan air besar. Juga, penurunan posisi rahim, kandung kemih, serta rektum. Bahkan, bisa sampai mengakibatkan tidak berfungsinya organ seksual. Nah, pembenahan terhadap gangguan fungsi otot dasar panggul dengan tindakan bedah konstruksi maupun estetika, lebih bertujuan untuk mengembalikan atau meningkatkan kualitas hidup si ibu.”

Setelah menjalani operasi plastik dan menikmati hasil dari ‘jerih payah’ dan ‘pengorbanan’ mereka, baik Anisa maupun Aisyah mengaku merasa sangat puas. Bahkan, mereka juga mengatakan rasa percaya dirinya menjadi pulih. Mereka merasa happy dengan dirinya! “Walau hasilnya baru terlihat agak lama, sekitar 6 bulan kemudian, tapi saya puas! Orang-orang di sekitar saya juga kaget dan memuji, khususnya suami saya….” tutur Anisa dengan nada bahagia.

Tak jauh beda dengan Anisa, Aisyah pun merasakan kebahagiaan melihat hasilnya. “Seluruh keluarga yang mendukung keputusan saya waktu itu, juga merasa puas.”

Lalu, bagaimana akibat operasi tersebut untuk organ reproduksi ibu? Baik dr. Elida dan dr. Budi sepakat menyatakan bahwa setelah dilakukan bedah plastik rekonstruksi maupun estetika, seluruh organ reproduksi yang ‘dibenahi’ dapat berfungsi kembali seperti sediakala. “Bagi mereka yang menjalani bedah plastik payudara, akan tetap dapat berfungsi untuk menyusui anaknya. Karena implant diletakkan di bawah kelenjar air susu. Begitu juga dengan sedot lemak pada perut,” jelas dr. Elida. Jadi, ibu yang bersangkutan juga boleh hamil lagi 3 bulan setelah operasi plastik, karena proses liposuction dan tummy tuck tidak melibatkan rahim.

Tak heran jika artis seksi Hollywood Pamela Anderson yang terkenal dengan ukuran payudaranya yang jauh di atas rata-rata. Tetap sukses menyusui kedua anaknya meski pada payudaranya dilakukan bantuan operasi penambahan implant.

Sementara untuk bedah plastik rekonstruksi akibat kerusakan otot dasar panggul pasca persalinan, dr. Budi juga menegaskan, “Setelah dilakukan operasi, anatomi, fungsi, dan penampilan organ reproduksi yang dibenahi akan kembali seperti semula. Jadi, si ibu aman-aman saja bila ingin hamil lagi.”

Segudang informasi


Sebagai pakar dalam urusan bedah plastik pada tubuh wanita, baik dr. Elida maupun dr. Budi sama-sama menyarankan kepada mereka yang berniat melakukan bedah plastik untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum mengambil keputusan.

Dokter Elida yang pernah mengikuti Simposium Internasional Asosiasi Bedah Plastik Amerika Serikat di Chicago bulan September-Oktober 2005 ini, mengingatkan, “Anda harus mengerti dulu makna dari berbagai istilah tindakan yang akan dilakukan pada bedah plastik. Misalnya, arti dan tujuan dari liposuction dan tummy tuck. Termasuk, pertimbangan kesiapan mental si ibu bila setelah melewati prosedur operasi yang mungkin dirasakan sakit, dan apabila dia kelak hamil lagi, siapkah untuk merasakan sakit lagi pada waktu menjalani proses persalinan, mengingat ambang sakit setiap orang berbeda.

Juga, perlu dipertimbangkan bekas luka operasinya, akan ditempatkan di sebelah mana, serta Anda pun harus tahu hasil yang akan dicapai setelah menjalani seluruh rangkaian operasi.”

Saran dr. Budi untuk bedah plastik rekonstruksi kerusakan otot dasar panggul pasca melahirkan juga tak jauh beda. “Si ibu yang akan menjalani operasi harus membekali diri dulu dengan informasi tentang cara mendeteksi secara dini adanya kerusakan fungsi otot dasar panggulnya sehabis melahirkan. Bila sudah positif didiagnosa dokter, biasanya pembenahan dan pemulihan pertama adalah dengan menyarankan si ibu berlatih senam Kegel. Apabila dengan cara itu tidak berhasil, barulah kita lakukan tindakan operasi. Tapi, kita juga akan mengatakan secara terus terang bahwa tingkat keberhasilannya paling tinggi hanya sekitar 80%.”

Upaya membekali diri ini juga dilakukan Anisa. “Sebelum melakukan liposuction, saya konsultasi dulu dengan dokter bedah plastik dan dokter kandungan. Karena saya berencana punya anak lagi, saya tidak melakukan liposuction melebihi saran dokter. Jadi dilakukan bertahap, tidak secara instan. Bagian lemak yang disedot juga tidak termasuk payudara.”

Sedangkan Aisyah, sebelum melakukan liposuction dan tummy tuck, rajimn mencari informasi dan berkonsultasi dengan dokter. “Saya konsultasi ke dokter sampai 3 kali,” katanya.

Satu hal yang juga perlu diingat dan dijadikan bahan pertimbangan yang matang sebelum berencana melakukan bedah plastik adalah, apa yang baik bagi orang lain, belum tentu baik pula bagi Anda! Karena, tubuh setiap orang sangat unik. Sebagai contoh, mungkin tubuh teman Anda yang melakukan bedah plastik tidak memiliki bakat mudah terbentuk keloid, sehingga hasil operasinya terlihat sukses karena tidak meninggalkan bekas yang berarti. Sebaliknya, bila Anda memiliki bakat keloid, sebaiknya berpikir lebih panjang sebelum mengambil keputusan. Karena, pada mereka yang berbakat keloid, bekas luka operasi umumnya akan menjadi keloid yang cukup mengganggu. Bisa-bisa malah timbul masalah baru!

Sebagai tambahan bahan pertimbangan Anda menurut dr. Elida, carilah dokter ahli bedah plastik yang bersertifikat. Akan lebih baik kalau dokter tersebut juga memiliki sertifikat internasional sehingga kalau pun terjadi sesuatu di kemudian hari, penanganannya dapat dirujuk ke dokter lain yang lebih ahli dalam skala internasional.

Sri Lestariningsih

Bahan: Andi Maerzyda Th, SL



Anda dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Bedah Plastik, silahkan layangkan email ke konsultasi@proaestheticclinic.id, Dokter kami akan dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan yang Anda ajukan.

*Untuk respon cepat terkait Informasi Konsultasi dan Operasi dapat menghubungi kontak berikut :

  • +62 812-9987-166
    Suster Dian
Atau menuju menu : tanya jawab Artikel lainnya

Podomoro Golf View, Ruko Blok 02 Unit 15, Bojong Nangka, Kec. Gn. Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16963

Lebih Rinci
© 2024 Pro Aesthetic Clinic